Wednesday, June 20, 2012

Chapter 1: New Age Culture

Chapter I
New Age Culture



            Aaah.. Pagi yang cerah. Meskipun membosankan, tapi ketika melihat pemandangan yang menenangkan setiap saat, rasanya seperti ingin terus membeku disana. Di kelas sastra, Levant menatap keluar jendela selagi yang lain mengerjakan tugas yang diberikan instruktur pemalas yang kerjanya cuma memberi tugas dan pergi entah kemana. Pohon yang rindang… hei tunggu, kelas sastra ada di lantai tiga dan tidak ada pohon setinggi tiga lantai. Well, yang dilihatnya hanya atap akademi yang dihinggapi burung gereja yang nampak berseri-seri. Mereka terbang dan hinggap silih berganti. Siapa yang tidak merasa damai melihat mereka terbang bebas seperti itu?
             Tak sabar lagi ia menanti waktunya pelajaran selesai. Walaupun tak ada instruktur dan ia bisa saja keliaran di luar kelas, tapi di luar sana ada ‘serigala’ Komite Kedisiplinan yang bisa meremukkan dia dalam satu putaran detik. Tidak masalah baginya, selama kedamaian pribadi diperolehnya. Namun, semua orang tahu. Semua yang dilihat dengan mata kita tidak selalu benar adanya. Kita perlu membuka lebar mata kita, dan melihat baik-baik ke seluruh arah. Mungkin dunia virtual adalah tempat terbaik untuk kita melarikan diri, karena realita tidak pernah semanis yang bisa kita harapkan.

            “KABLAAMMM!!”

            Suasana tenteram di hati itu lenyap seketika saat terdengar ledakan dahsyat di depan akademi yang disusul oleh bunyi gaduh yang ditimbulkan benturan logam, hingga jeritan orang. Tidak, Zombie Apocalypse belum dimulai. Ini adalah bunyi pertempuran yang kebetulan sedang terjadi di area akademi Leyra, tempat Levant menuntut ilmu.

            “semuanya, cepat evakuasi!” seru salah satu anggota Komite Kedisiplinan. Tanpa disuruhpun, semua orang sudah berlarian keluar melindas semua yang menghalangi.

            “Levy! Ayo cepat!” seru teman wanita pemuda itu dari Komite Kedisiplinan. Levant segera mengiyakan saran kawannya. “bagaimana situasinya, Reggie?” ucapnya kalem.

            “entahlah, tapi katanya itu serangan DC lagi!” keduanya berlari mengikuti kelas yang lain ke tempat mereka bisa berlindung. Mereka berpapasan dengan temannya yang baru keluar dari kelasnya. Ia adalah Alveen, pemuda ceria dari kelas Neotech, yang mempelajari dan mengembangkan berbagai teknologi.

            “hey, hey, kalian tahu kita mau pergi kemana?” tanya Alveen yang terus berlari bersama teman lainnya, mengikuti kelas lain ke pintu depan.

            “bicaranya nanti saja, Alvy! Kita harus segera mencari area yang luas!” seru Regina memimpin jalan.

            “tunggu Reggie… Al benar…” ujar Levant, seketika menghentikan kedua temannya. “kalau kita keluar lewat depan, sudah jelas kekacauan ada di gerbang depan dan pasti sudah menyebar ke area akademi…” jelasnya.

            “wah, kau benar sekali, Levy! Itu artinya kita harus lewat belakang!” seru Regina bersemangat.

            “cih.. padahal kau tadi ngotot mau pergi ke gerbang depan…” ketus Alveen.

            “kau tutup mulutmu, Alvy! Dan biarkan narator memperkenalkan kita!” balas Regina.

            Ketiga idiot itu adalah murid dari sebuah akademi yang memberikan pelatihan khusus seperti Universitas. Akademi Leyra ini dibangun oleh seorang wanita cantik bernama Leyra Couatl. Tempat ini membantu murid untuk mengembangkan hobi menjadi bakat, dan bakat menjadi sebuah keahlian.

Alveen: "kenapa saya tenggelam??"
 Alveen, pemuda ceria berambut pirang ini suka sekali peralatan elektronik dan gemar membongkar barang elektronik tanpa bisa memasangnya kembali. Itulah salah satu tujuan Alveen mengikuti kelas Neotech yang mempelajari teknologi yang sudah ada, lalu mengembangkannya.
Regina??? XDD
            Regina adalah gadis berambut merah, bermata merah, dan senang mengenakan pakaian berwarna merah.   Dia sedikit pedas seperti jalapeno, tapi sebenarnya seorang penyayang. Ia mengikuti kelas Samurai karena bakatnya ada pada seni beladiri pedang Jepang itu. Alasan lainnya, mungkin karena ia adalah seorang keturunan orang Jepang yang juga mempunyai dojo sendiri di kediamannya. Ia berperan seperti babysitter bagi kedua teman laki-lakinya. Babysitter yang galak tepatnya.
Levant?? XDD
            Levant adalah sang protagonis berambut putih, tatapan mata dingin, dan tidak terlihat ramah. Dia seorang plegmatis yang suka menghindar dari kegiatan yang aktif. Sangat menikmati kesendirian, tak punya harapan terhadap apapun, “yang terjadi, terjadilah…” itulah motto hidupnya. Lain dari kedua temannya, ia lebih memilih masuk kelas sastra, tanpa alasan atau tujuan yang jelas. Dulu ia sangat girang mengetahui instruktur sastra sering membolos dan jarang mengajar secara penuh. Intinya adalah, dia seorang pemalas yang tak punya harapan. Tapi ia mempunyai dua orang teman yang selalu ada untuknya, dan tak pernah memberinya kesempatan untuk merasa sepi.

            “akhirnya sampai!” Alveen tergesa-gesa membuka pintu menuju halaman belakang akademi. Cahaya mentari yang terik membutakan sekilas pandangan mereka bertiga. Udara yang segar merambat di rongga hidung, hingga aroma mesiu tercium, membuat mata berair. Mereka tidak sendirian disana, karena rupanya tentara yang tengah bertempur ada disana.

Are you alright, sir? XD
            “i-itu DC!” suara berisik Alveen menyadarkan para tentara berpakaian lapis logam seperti alien itu. Beberapanya pergi ke area lain, sementara yang satu tetap tinggal untuk menghibur mereka bertiga sebentar. Dua ekor mutant berwujud serigala berukuran sebesar kuda dewasa, menghampiri tentara itu. Tidak, kedua mutant itu ada di pihak DC. Tentara itu membawa machinegun dengan mata pedang memanjang melewati barelnya.

            “a-aku belum siap untuk mati!!” seru Alveen gusar. Ia gemetaran luar biasa.

            “kalian berdua, cepat pergi dari sini!” Regina membentangkan ke samping, pedang kayu yang ia bawa-bawa setiap waktu. “biar aku urus badut ini!” dia berlari ke arah tentara berseragam abu-abu dan violet yang membawa benda berlabel kematian itu.

            “tunggu, Reggie!!” ia tak mau mendengar, dan berlari ke arah tentara itu dengan penuh keyakinan. Dengan sigap tentara itu mengayunkan senjata api setengah pedang itu secara horizontal. Akan tetapi Regina tidak senaif itu. Ia tahu itu akan terjadi, dan segera merunduk ke tanah sembari menyiapkan serangan terkuatnya untuk menjatuhkan tentara logam itu. Akan tetapi dalam hal ini, pengalaman bertempurlah yang bicara. Dengan kaki berlapis boot logamnya, tentara itu menendang wajah Regina hingga terpental bersama dengan pedangnya.

            “UGGHHH!!” Levant menangkap tubuh Regina yang bergerak cepat, hingga dirinya ikut terhempaskan bersama Alveen. Gadis itu kehilangan kesadarannya dalam sekejap, luka memar sepertinya akan bermalam di wajahnya cukup lama. Setelah menyingkirkan Regina darinya, Levant bangun dengan amarah meradang. Dia memungut pedang kayu yang terlepas dari tangan Regina.

            “Alveen, bawa Regina keluar dari sini!” serunya.

            “tapi bagaimana denganmu!?”

            “tidak ada waktu lagi, ayo cepat!!” dua mutant yang sebelumnya mulai menerjang ke arah Levant, dan tak ada pilihan lain bagi Alveen selain lari menyelamatkan Regina.

            “aku akan kembali membawa bantuan!” ia berlari menggendong Regina di punggungnya. Sementara Levant sedang seru menghajar kedua makhluk yang menerjangnya. Satu kena tendang dan yang lainnya ia hantam oleh pedang kayu hingga pedangnya patah. Mereka jatuh, namun di baliknya, tentara itu sudah ada di hadapan Levant, mengayunkan bogem platinumnya ke wajah Levant.

            “dhuakk!!” ini pertama kalinya ia merasakan ketakutan yang lebih dari sebelumnya. Saat tentara itu mengisi peluru machinegun-nya, Levant tahu dia takkan hidup lebih lama.

            “aku protagonis, tapi harus mati di awal cerita??” gumamnya. “ahh, who cares…” ia pikir kedamaian yang ia idamkan akan ia temui setelah melewati proses kematian. Akan tetapi ini belum saatnya bagi dia untuk mati. Seseorang berbadan besar seperti gorila berpakaian jas militer putih, tiba-tiba mendarat dengan pedang raksasa menimpa tentara lapis logam itu hingga hancur seperti tomat. “GRASSHHH!” seekor mutant menerjangnya dari belakang, lalu tanpa banyak membuang nafas ia mengayunkan pedang raksasa itu ke belakang, berputar bersama badannya menghapuskan lawan dari atmosfer. 
            Musuh di belakang akademi telah diatasi oleh seorang tentara berpakaian lain dari tentara DC. Meskipun dulu Levant sering melihat pertempuran dari televisi, ia terpukau hingga mengalami paralysis selagi menyaksikan skill seorang tentara close combatant di hadapannya. Aksi tentara itu mengundang tentara musuhnya berdatangan dengan jumlah yang lebih banyak.

            “hei bocah! Cepatlah menyingkir!” Levant tertegun dan paralysis-nya, “panjatlah dinding itu, dan selamatkan dirimu!” seru tentara bersuara tegas dan bersemangat itu.

            “bagaimana dengan teman-temanku?!”

            “yang pirang dan gadis merah? Mereka aman, mereka bersama Rosenschutz!” lega sekali ia mendengarnya. “sekarang cepat minggatlah dari sini!” Levant segera menuruti saran tentara bersuara berisik itu, berlari menghampiri tembok pembatas akademi. Sekali lagi ia berpaling, dan memperhatikan tentara itu dari kejauhan. Dalam hatinya, ia merasa iri melihat tentara yang tengah membantai musuhnya dari DC itu.
»»  Continue...

Iklan perdana anime Koi to Senkyou to Chocolate

 Situs resmi dari serial anime adaptasi dari game dewasa "Koi to Senkyou to Chocolate" mulai menayangkan iklan pertamanya pada hari rabu. Video 30 detik yang dilengkapi lagu opening dari Annabel berjudul "Signal Graph".



Tooru Kitahata mengarahkan anime ini di AIC Build dengan naskah yang diatur oleh Katsuhiko Takayama. Hiroaki Gouda mengadaptasi desain original animasi dari gamenya, dan Elements Garden menggubah musiknya. Ceui akan mempersembahkan lagu untuk endingnya berjudul "Kaze no Naka no Primrose".
Gamenya sendiri menceritakan tentang si tokoh utama di dalam akademi yang luar biasa besar dengan jumlah murid melebihi 6000 murid. Untuk menyelamatkan klub memasaknya yang terancam dilenyapkan, ia memutuskan untuk mencalonkan diri untuk menjadi Ketua Dewan Siswa.
Animenya akan tayang perdana di Jepang pada tanggal 5 Juli 2012.

Source: ANN
»»  Continue...

Vocaloid - Rebellion


Artist : Yu-Go
Circle : -
Vocals : Megurine Luka
Year : 2012
Tracks : 10
Playtime : 00:40:24
Bitrate : 320
Download Link: Mediafire

Track list :
01.prologue-(Instrumental)
02.Black Rain
03.幻影ハ?ラノイト?
04.After The Rain
05.内気なシ?ェイソンと優しい嘘
06.アイキス?ナ
07.ユメミトレイン
08.Emotional Battle Dome
09.Cross LINE-epilogue-
10.トロイ(やみくろCover)
»»  Continue...

Vocaloid - Pure Rhythm


Artist : muhmue
Circle : office muhmue
Vocals : Kagamine Rin, Gumi
Year : 2012
Tracks : 11
Playtime : 00:50:38
Bitrate : 320
Download Link: Mediafire 

Track list :
01.indigo flower
02.Paralel Transistor
03.Tenshi no Crayon
04.Amadeus no Yuuutsu
05.Chemical Emotion
06.Kirei Koto
07.1000 no Kioku
08.2 smiles
09.Hashiru Shoujo no Ichibyou
10.Kimi Namida
11.Pure Rhythm
»»  Continue...

Vocaloid - New World Line


Artist : fhana
Circle : -
Vocals : IA
Year : 2012
Tracks : 5
Playtime : 00:24:55
Bitrate : 320
Download Link: Mediafire

Track list :
01.kotonoha breakdown
02.Gai wa Kanaderu
03.Mirai
04.Hikarimau Fuyu no Hi ni
05.True End
»»  Continue...

Marika Katou Nendroid Figure dari Mouretsu Pirates oleh Good Smile Company





















Good Smile Company membuka preorder untuk nendroid figure Marika Katou dari anime terkenal berjudul Mouretsu Pirates. Dia nampak begitu manis, dengan hasil kerja yang amat detail, didukung oleh topi bajak laut dan satu set senjata-senjatanya. Figure ini juga dilengkapi dengan beberapa ekspresi wajah yang bisa diganti. Ini karya figures yang sayang sekali kalau dilewatkan para nendroid figure collector. ^^

Dear sir, anda bisa membeli sekaligus melihat detailnya disini...
Happy shopping! :D
»»  Continue...

Sword Regalia



Cool Artwork by Neregate! :D

»»  Continue...